IMAN DAN SOLIDARITAS TERHADAP SESAMA
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Karangan
Al Alim Alamah Syaikhina Nawawi Al Bantany atau Syeik Muhammad Nawawi Ibnu Umar
Al Jawi
Bismillahirahmanirahim, Qolal Mushhonnifu wa nafa’ana bihi wabi ulumihi fid
daroini, aamiin
Rasulullah SAW bersabda :
خَصْلَتَانِ لَا شَيْ
ٕ َاَفْضَلُ مِنْهُمَا الْاِيْمَانُ بِاللّٰهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِيْنَ
Ada dua perkara yang tidak satupun dapat melebihi
keutamaan dari keduanya yaitu iman kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada kaum muslimin.
Berbuat baik kepada kaum
muslimin bisa berupa ucapan atau dengan kekuasaannya, bisa dengan hartanya atau
dengan perbuatan
badannya.
Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW :
Barangsiapa bangun pagi dengan
maksud tidak untuk
berbuat Zhalim (aniaya) kepada seseorang, maka perbuatan dosa yang telah
dilakukannya akan diampuni (oleh Allah). Dan barangsiapa bangun pagi dengan
maksud untuk menolong orang yang teraniaya dan memenuhi kebutuhan orang muslim,
maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala haji yang mabrur.
Dan Nabi SAW bersabda:
Orang-orang
yang paling dicintai Allah SWT adalah orang-orang yang paling
berguna bagi sesamanya dan perbuatan yang paling utama adalah membuat hati
seorang mukmin menjadi senang dengan menghilangkan rasa lapar, meringankan
kesulitan atau melunasi hutangnya. Dan ada dua perkara yang tidak ada satupun yang dapat meliebihi
kejahatannya, yaitu menyekutukan Allah dan menyengsarakan
kaum muslimin.
Menyengsarakan orang-orang muslim itu dapat
berupa mengancam keselamatan dirinya dan hartanya. Semua yang diperintahkan
oleh Allah itu pada dasarnya mengandung dua hal, yaitu Mengagungkan Allah dan
berbelas kasih kepada Makhluk-Nya.
Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wata’ala
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
Dirikanlah shalat
dan tunaikan zakat
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
Hendaklah
engkau bersyukur kepada-Ku dan berterima kasihlah kepada ibu bapaknya.
Dalam
sebuah riwayat yang bersumber dari Al Quran diterangkan bahwa beliau berkata, “Saya
bertemu dengan seorang pendeta ketika mengadakan suatu perjalanan, lalu saya
bertanda kepadanya, “Wahai pendeta, perkara apakah yang dapat mengangkat
derajat seseorang?.
Maka
beliau menjawab,”Mengembalikan hak-hak orang yang dianiayanya dan meringankan
beban tanggung jawabnya. Karena amal perbuatan seorang hamba tidak akan
diterima disisi Tuhan, apabila ia masih mempunyai tanggungan atau berbuat
zhalim (terhadap sesamanya).”
Karena
itu dua perintah Allah dan Rasul-Nya ini saling terkait dan tidak boleh hanya
dikerjakan salah satunya saja.
Wallahu a’lam bish-showab
Sumber : Nashoihul
'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al-Bantani