Tampilkan postingan dengan label perintah Allah tentang 2 perkara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perintah Allah tentang 2 perkara. Tampilkan semua postingan

Mengaji Kitab Nashoihul 'Ibad - Maqolah 2

DENGAN ULAMA DAN PATUH PADA HUKAMA

 اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Rasulullah SAW bersabda :

عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ وَاسْتِمَاعِ كَلَامِ الْحُكَمَاءِ فَإنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِى الْقَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُوْرِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِى الْاَرْضَ الْمَيِّتَةَ بِمَاءِ الْمَطَرِ.


"Hendaklah kalian berkumpul dengan ulama (yang mengamalkan ilmunya) dan mendengarkan ucapan hukama (orang yang mengenal Allah), karena Sesungguhnya Allah Ta’ala akan menghidupkan jiwa yang mati dengan cahaya hikmah, sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati (menumbuhkan pepohonan) dengan air hujan."

 جَالِسُوا الْكُبَرَآءَ وَسَائِلُوْا الْعُلَمَاءَ وَخَالِطُوا الْحُكَمَآءَ

Dalam riwayat lain juga disebutkan:
"Hendaklah kalian berkumpul (bergaul) dengan para pemimpin dan bertanyalah kepada para ulama dan dekatlah kalian dengan para hukama.”

 جالس العلماء وصاحب الحكماء وخالط الكبراء

“Berkumpulah dengan para ulama, bersahabatlah dengan hukama dan dekatlah dengan kubaro."
Ulama dikelompokan menjadi 3 golongan:
a. Ulama yang sangat ahli dibidang hukum-hukum Allah ta’ala, yaitu ulama penasehat  yang disebut dengan Ashabul Fatwa. Mereka ini memiliki hak untuk memberi fatwa.

b. Ulama yang sangat mengenal akan Allah yang disebut dengan Hukama (Ahli hikmah/Al-‘Arif billah). Bercampur atau bergaul dengan mereka ini, perangai dan karakter kita menjadi terdidik, karena hati mereka bersinar cahaya makrifat (mengenali Allah dan rahasia-rahasia-Nya), dan dari jiwa mereka membias sinar keagungan Allah.
Kedua golongan ulama ini sama-sama menitikberatkan kepada upaya perbaikan tingkah laku atau akhlak. Sebab, hati mereka selalu melihat dengan makrifat-nya terhadap Allah dan selalu terbuka dengan dahaya keagungan Allah.

c. Kubara, yaitu orang-orang yang dianugrahi ma’rfat terhadap hukum-hukum Allah dan terhadap Dzat Allah. Jadi yang memiliki kedua-duanya (ulama dan hukama). Seorang Kubara lirikannya (pandangan matanya) saja memberi manfaat pada kita, maka yang pandangan matanya saja bermanfaat bagi kita, maka lebih-lebih lagi perkataan (akan lebih bermanfaat bagi kita).

Bergaul akrab dengan orang yang alim (ahli Allah) dapat mendidik tingkah laku menjadi lebih baik. Hal ini tidak lain kaerna pengaruh kebiasaan-kebiasaan mereka yang tentunya lebih baik dari lisan. Jadi kebiasaan seseorang dapat bermanfaat bagimu, tentu akan bermanfaat pula ucapannya bagimu.

Didalam sebuah cerita : “imam suhrawardi mengelilingi sebagian masjid khaif di mina. Ia berjabat tangan dengan orang banyak. Orang-orang bertanya kepadanya, lalu ia menjawab ; “sesungguhnya Allah mempunyai beberapa hamba yang apabila mereka melihat kepada seseorang, mereka mengusahakan agar orang yang dilihatnya bahagia, maka saya sedang mencarinya”.
 

سَيَأْتِى زَمَانٌ عَلَى أمَّتِى يَفِرُّوْنَ مِنَ الْعُلَمَآءِ وَالْفُقَهَآءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلَاثِ بَلِيَّاتٍ اُوْلاَهَا يَرْفَعُ اللهُ الْبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِايْمَانٍ

Sabda Nabi Muhammad SAW:
"Aku datang suatu masa kepada umatku, dimana mereka meninggalkan para ulama dan fuqaha, maka Allah akan menurunkan tiga macam adzabNya kepada mereka. Pertama, dicabutnya berkah dari usahanya, kedua, dijadikanNya penguasa yang dzalim kepada mereka dan yang ketiga, mereka mati tanpa membawa iman."
Wallahu a’lam bish-showab
* Untuk lebih memahami Kitab ini disarankan mengikuti pengajian para Alimn langsung
Sumber : Kitab Nashoihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al-Bantani




 


Mengaji Kitab Nashoihul 'Ibad - Maqolah 1

IMAN DAN SOLIDARITAS TERHADAP SESAMA

 

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Karangan  Al Alim Alamah Syaikhina Nawawi Al Bantany atau Syeik Muhammad Nawawi Ibnu Umar Al Jawi

Bismillahirahmanirahim, Qolal Mushhonnifu wa nafa’ana bihi wabi ulumihi fid daroini, aamiin

Rasulullah SAW bersabda :

خَصْلَتَانِ لَا شَيْ ٕ َاَفْضَلُ مِنْهُمَا الْاِيْمَانُ بِاللّٰهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِيْنَ

Ada dua perkara yang tidak satupun dapat melebihi keutamaan dari keduanya yaitu iman kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada kaum muslimin.

Berbuat baik kepada kaum muslimin bisa berupa ucapan atau dengan kekuasaannya, bisa dengan hartanya atau dengan perbuatan badannya.

Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW :

Barangsiapa bangun pagi dengan maksud tidak untuk berbuat Zhalim (aniaya) kepada seseorang, maka perbuatan dosa yang telah dilakukannya akan diampuni (oleh Allah). Dan barangsiapa bangun pagi dengan maksud untuk menolong orang yang teraniaya dan memenuhi kebutuhan orang muslim, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala haji yang mabrur.

Dan Nabi SAW bersabda:

Orang-orang yang paling dicintai Allah SWT adalah orang-orang yang paling berguna bagi sesamanya dan perbuatan yang paling utama adalah membuat hati seorang mukmin menjadi senang dengan menghilangkan rasa lapar, meringankan kesulitan atau melunasi hutangnya. Dan ada dua perkara yang tidak ada satupun yang dapat meliebihi kejahatannya, yaitu menyekutukan Allah dan menyengsarakan kaum muslimin.

Menyengsarakan orang-orang muslim itu dapat berupa mengancam keselamatan dirinya dan hartanya. Semua yang diperintahkan oleh Allah itu pada dasarnya mengandung dua hal, yaitu Mengagungkan Allah dan berbelas kasih kepada Makhluk-Nya.

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wata’ala

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ

Dirikanlah shalat dan tunaikan zakat

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ

Hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan berterima kasihlah kepada ibu bapaknya.

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Al Quran diterangkan bahwa beliau berkata, “Saya bertemu dengan seorang pendeta ketika mengadakan suatu perjalanan, lalu saya bertanda kepadanya, “Wahai pendeta, perkara apakah yang dapat mengangkat derajat seseorang?.

Maka beliau menjawab,”Mengembalikan hak-hak orang yang dianiayanya dan meringankan beban tanggung jawabnya. Karena amal perbuatan seorang hamba tidak akan diterima disisi Tuhan, apabila ia masih mempunyai tanggungan atau berbuat zhalim (terhadap sesamanya).”

Karena itu dua perintah Allah dan Rasul-Nya ini saling terkait dan tidak boleh hanya dikerjakan salah satunya saja.

Wallahu a’lam bish-showab

Sumber : Nashoihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al-Bantani

Kitab Nashoihul Ibad - BAB 1 PETUNJUK YANG MEMUAT DUA PERKARA - Pemateri Ustadz Muhammad Romli

Nama kitab : Nashoihul Ibad, Terjemah Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) Judul kitab : Nashaihul Ibad fi Bayani...

Postingan Populer