SAYYIDINA UMAR BIN KHATHTHAB DAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ ra.
Menukil dari syaikh Abdul Mu’thi As Samlawi,
diriwayatkan dari Umar ra., Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bertanya kepada
malaikat Jibril as. :
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ : (عَنْ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ) نُقِلَ عَنِ الشَّيْخِ عَبْدِ الْمُعْطِي السَّمْلَاوِيِّ (أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِجِبْرِيلَ عَلَيْهِ
السَّلَامُ :
صِفْ لِي حَسَنَاتِ عُمَرَ فَقَالَ لَوْ كَانَتِ
الْبِحَارُ مِدَادًا وَالشَّجَرُ أَقْلَامًا لَمَا حَصَرْتُهَا ، فَقَالَ صِفْ لِي
حَسَنَاتِ أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ : عُمَرُ حَسَنَةٌ مِنْ حَسَنَاتِ أَبِي بَكْرٍ).
“Beritahukanlah
kepadaku tentang keutamaan Umar, maka malaikat Jibril menjawab, ”Seandainya air
laut menjadi tintanya dan pepohonan menjadi penanya, niscaya aku tidak akan
sanggup menghitungnya. “Lalu nabi Muhammad SAW bertanya lagi, “Sekarang
beritahukanlah kepadaku tentang kebaikan Abu Bakar? “ Maka malaikat Jibril
menjawab, “Umar hanyalah satu satu kebaikan dari kebaikan-kebaikan yang
dimiliki Abu Bakar.”
(عِزُّ الدُّنْيَا بِالْمَالِ وَعِزُّ الْآخِرَةِ
بِصَالِحِ الْأَعْمَالِ) أَيْ فَلَا تَتَقَوَّى أُمُورُ الدُّنْيَا وَلَا تَصْلُحُ
إِلَّا بِالْأَمْوَالِ وَلَا تَتَقَوَّى أُمُورُ الْأُخَرَةِ وَلَا تَصْلُحُ
إِلَّا بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ.
Keluhuran
dunia hanya dapat dicapai dengan harta, sedangkan keluhuran akherat hanya dapat
dicapai dengan amal shaleh.
Abu Bakar As-Siddiq adalah sahabat terdekat Nabi Muhammad. Nabi biasa berbicara tentang Abu Bakar, bahwa lelaki sekaligus mertuanya itu adalah satu-satunya orang yang tidak pernah ragu untuk menerima Islam begitu dia mendengarnya.
Orang
lain yang memeluk Islam pada masa-masa awal kenabian akan berpikir untuk
beberapa waktu dan mempertimbangkan, tetapi Abu Bakar As-Siddiq langsung
menyatakan keyakinannya.
Menyelamatkan bayi perempuan yang akan dikubur
hidup-hidup
Sebelum
menyatakan keislamannya, Abu Bakar As-Siddiq dikenal sebagai orang yang saleh;
dia pada dasarnya memiliki karakter yang baik, dan hanya kebaikan yang
diharapkan darinya. Dia dan Nabi sendiri adalah teman baik sebelum wahyu turun.
Abu
Bakar adalah orang kaya dan memiliki kebiasaan menggunakan kekayaannya untuk
kepentingan orang lain. Salah satu tradisi jahat pra-Islam adalah praktik
mengubur bayi perempuan hidup-hidup.
Praktik
ini dihentikan ketika Nabi Muhammad datang dengan membawa pesan Islam. Masa
pra-Islam ini lazim disebut sebagai era kebodohan karena masyarakat hidup tanpa
pengetahuan tentang nilai dan prinsip Islam.
Abu Bakar merupakan salah satu sahabat Nabi yang
dijamin masuk Surga.
Untuk
alasan ini, kelahiran bayi perempuan adalah sesuatu yang membuat pria malu.
Laki-laki berpikir bahwa anak laki-laki akan lebih menghormati mereka,
keluarga, dan suku mereka sementara anak perempuan berpotensi membawa mereka
dan suku mereka tidak terhormat; oleh karena itu, banyak pria mengubur putri
mereka hidup-hidup.
Kapanpun
Abu Bakar As-Siddiq mendengar bahwa seorang bayi perempuan akan dikubur
hidup-hidup, dia akan pergi dan bernegosiasi dengan ayahnya dan dia memulai
sesuatu yang bisa disebut rumah kos dalam istilah sekarang, tempat dimana dia
menempatkan gadis-gadis kecil ini dalam perawatan para wanita. Para wanita
dewasa ini yang menjaga para bayi perempuan sementara Abu Bakar membayar
perawatan mereka.
Semua kebaikan setiap hari
Nabi
Muhammad berkata kepada Abu Bakar bahwa dia dapat masuk dari pintu surga mana
pun yang dia inginkan karena sahabatnya ini mengerjakan semua kebajikan.
Setelah
sholat Subuh, Nabi Muhammad biasa bertanya kepada para sahabatnya:
“Siapa
yang berpuasa di antara kamu hari ini?”
Abu
Bakar (semoga Allah SWT meridhoinya) menjawab: “Aku, ya Nabi.”
Nabi
berkata lagi: “Siapa di antara kamu yang mengantarkan jenazah hari ini?”
Abu
Bakar menjawab: “Aku melakukannya, ya Rasulullah.”
Dia
kemudian berkata lagi: “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin
hari ini?”
Abu
Bakar lagi-lagi menjawab: “Aku, ya Rasulullah.”
Nabi
kemudian berkata: “Siapa di antara kalian yang mengunjungi orang cacat hari
ini?”
Abu
Bakar As-Siddiq yang menjawab: “Aku melakukannya, ya Rasulullah.”
Karena
hal ini Rasulullah bersabda: “Siapapun yang melakukan perbuatan-perbuatan baik
ini pasti akan masuk surga.”
Abu
Bakar As-Siddiq biasa bangun untuk tahajud, lalu dia biasa pergi ke Madinah
untuk membantu orang yang membutuhkan. Ini menunjukkan derajat tinggi Abu Bakar
dalam hal tindakan kebaikan. []
Wallahu a'lam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar