DENGAN ULAMA DAN PATUH PADA HUKAMA
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Rasulullah SAW bersabda :
عَلَيْكُمْ بِمُجَالَسَةِ
الْعُلَمَاءِ وَاسْتِمَاعِ كَلَامِ الْحُكَمَاءِ فَإنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِى
الْقَلْبَ الْمَيِّتَ بِنُوْرِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِى الْاَرْضَ الْمَيِّتَةَ
بِمَاءِ الْمَطَرِ.
"Hendaklah kalian berkumpul dengan ulama (yang mengamalkan
ilmunya) dan mendengarkan ucapan hukama (orang yang mengenal Allah), karena
Sesungguhnya Allah Ta’ala akan menghidupkan jiwa yang mati dengan cahaya
hikmah, sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati (menumbuhkan
pepohonan) dengan air hujan."
جَالِسُوا الْكُبَرَآءَ وَسَائِلُوْا الْعُلَمَاءَ
وَخَالِطُوا الْحُكَمَآءَ
Dalam riwayat lain juga disebutkan:
"Hendaklah kalian berkumpul (bergaul) dengan para pemimpin
dan bertanyalah kepada para ulama dan dekatlah kalian dengan para hukama.”
جالس العلماء وصاحب الحكماء وخالط الكبراء
“Berkumpulah
dengan para ulama, bersahabatlah dengan hukama dan dekatlah dengan
kubaro."
Ulama dikelompokan menjadi 3 golongan:
a. Ulama
yang sangat ahli dibidang hukum-hukum Allah ta’ala, yaitu ulama penasehat yang disebut dengan Ashabul Fatwa. Mereka ini memiliki hak
untuk memberi fatwa.
b. Ulama yang sangat mengenal akan Allah yang disebut
dengan Hukama (Ahli hikmah/Al-‘Arif billah). Bercampur atau bergaul dengan mereka ini,
perangai dan karakter kita menjadi terdidik, karena hati mereka bersinar cahaya
makrifat (mengenali Allah dan rahasia-rahasia-Nya), dan dari jiwa mereka
membias sinar keagungan Allah.
Kedua golongan ulama ini sama-sama menitikberatkan kepada upaya perbaikan
tingkah laku atau akhlak. Sebab, hati mereka selalu melihat dengan makrifat-nya
terhadap Allah dan selalu terbuka dengan dahaya keagungan Allah.
c. Kubara, yaitu orang-orang yang dianugrahi ma’rfat terhadap
hukum-hukum Allah dan terhadap Dzat Allah. Jadi yang memiliki kedua-duanya (ulama dan hukama).
Seorang Kubara lirikannya (pandangan matanya) saja memberi manfaat pada kita,
maka yang pandangan matanya saja bermanfaat bagi kita, maka lebih-lebih lagi
perkataan (akan lebih bermanfaat bagi kita).
Bergaul akrab dengan orang yang alim (ahli Allah) dapat mendidik tingkah laku
menjadi lebih baik. Hal ini tidak lain kaerna pengaruh kebiasaan-kebiasaan
mereka yang tentunya lebih baik dari lisan. Jadi kebiasaan seseorang dapat
bermanfaat bagimu, tentu akan bermanfaat pula ucapannya bagimu.
Didalam sebuah cerita : “imam suhrawardi mengelilingi sebagian
masjid khaif di mina. Ia berjabat tangan dengan orang banyak. Orang-orang
bertanya kepadanya, lalu ia menjawab ; “sesungguhnya Allah mempunyai beberapa
hamba yang apabila mereka melihat kepada seseorang, mereka mengusahakan agar
orang yang dilihatnya bahagia, maka saya sedang mencarinya”.
سَيَأْتِى
زَمَانٌ عَلَى أمَّتِى يَفِرُّوْنَ مِنَ الْعُلَمَآءِ وَالْفُقَهَآءِ
فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلَاثِ بَلِيَّاتٍ اُوْلاَهَا يَرْفَعُ اللهُ الْبَرَكَةَ
مِنْ كَسْبِهِمْ وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا
ظَالِمًا وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِايْمَانٍ
Sabda Nabi Muhammad SAW:
"Aku datang suatu masa kepada umatku, dimana mereka
meninggalkan para ulama dan fuqaha, maka Allah akan menurunkan tiga macam
adzabNya kepada mereka. Pertama, dicabutnya berkah dari usahanya, kedua,
dijadikanNya penguasa yang dzalim kepada mereka dan yang ketiga, mereka mati
tanpa membawa iman."
Wallahu a’lam bish-showab
* Untuk lebih memahami Kitab ini disarankan mengikuti pengajian para Alimn langsung
Sumber : Kitab Nashoihul 'Ibad Karya Syeikh Nawawi Al-Bantani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar