Maqolah 15
LISAN DAN HATI
Diriwayatkan dari Abu Bakar
Ash-Shiddiq mengenai tafsir berikut ini:
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةَ عَشْرَةَ (عَنْ
أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي قَوْله تَعَالَى :
"ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ" قَالَ :) أَيْ أَبُو بَكْرٍ فِي
تَفْسِيرِ ذَلِكَ (الْبَرُّ هُوَ اللِّسَانُ
وَاالْبَحْرُ هُوَ الْقَلْبُ فَإِذَا فَسَدَ اللِّسَانُ) بِالسَّبِّ
مَثَلًا (بَكَتْ عَلَيْهِ النُّفُوسُ) أَيْ
الْأَشْخَاصُ مِنْ بَنِي آدَمَ (وَإِذَا فَسَدَ
الْقَلْبُ) بِالرِّيَاءِ مَثَلًا (بَكَتْ
عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ) قِيلَ: الْحِكْمَةُ فِى أَنَّ اللِّسَانَ وَاحِدٌ
تَنْبِيهٌ لِلْعَبْدِ فِي أَنَّهُ لَا يَنْبَغِى أَنْ يَتَكَلَّمَ إِلَّا فِيمَا
يُهِمُّهُ وَفَى خَيْرٍ. وَقِيلَ: لِأَنَّ اللِّسَانَ الذَّاكِرَ بِكُلِّ لُغَاتٍ
كَانَ ذِكْرُهُ لِلْمَذْكُورِ الْوَاحِدِ وَهُوَ اللَّهُ تَعَالَى، وَكَذَلِكَ
الْقَلْبُ بِخِلَافِ نَحْوِ الْعَيْنِ وَالْأُذُنِ فَإِنَّهُ يَتَعَدَّدُ، قِيلَ:
لِأَنَّ الْحَاجَةَ إِلَى السَّمْعِ وَالْبَصَرِ أَكْثَرُ مِنْ الْحَاجَةِ إِلَى
الْكَلَامِ اهَ. وَإِنَّمَا شَبَّهَ الْقَلْبَ بِالْبَحْرِ لِشِدَّةِ عُمْقِهِ
وَاتِّسَاعِهِ اهِ.
-----------------------------------------------
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
"Telah nampak kerusakan
di daratan dan di lautan akibat perbuatan jahil tangan-tangan manusia sendiri”
Abu Bakar Ash-Shiddiq
menyatakan :
الْبَرُّ هُوَ اللِّسَانُ وَاالْبَحْرُ هُوَ الْقَلْبُ فَإِذَا فَسَدَ
اللِّسَانُ بَكَتْ عَلَيْهِ النُّفُوسُ
وَإِذَا فَسَدَ الْقَلْبُ بَكَتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ
“Daratan
adalah lisan, sedangkan lautan adalah hati. Maka apabila lisan telah rusak,
maka manusiapun akan menangisinya. Dan apabila hatinya yang rusak, maka
Malaikat yang akan menangisinya”
Rusaknya
lisan adalah seperti melaknat (berbicara kotor), dan rusaknya hati adalah
seperti menyombongkan diri.
Hikmah
dari diciptakannya lidah itu tidak lain hanyalah untuk mengingatkan hamba-hamba
Allah agar jangan sampai mengucapkan sesuatu kecuali masalah yang penting dan
bermanfaat.
Dalam
pendapat yang lain diterangkan bahwa segala bentuk ucapan dzikir tujuannya
tidak lain hanyalah untuk mengingat Allah Yang Maha Esa. Begitu juga dengan
hati, ia diciptakan sendirian, sedangkan mata dan telinga diciptakan dalam
keadan berpasangan. Selain daripada itu ada pula pendapat lain yang mengatakan
bahwa kebutuhan pendengaran dan pengelihatan itu lebih banyak daripada
kebutuhan lisan.
Lautan
digambarkan dengan hati karena sama-sama sangat dalam dan luas
Maqolah 16
SYAHWAT DAN KESABARAN
((وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةَ عَشْرَةَ (قِيلَ: إِنَّ
الشَّهْوَةَ تُصَيِّرُ الْمُلُوكَ عَبِيدًا) فَإِنَّ مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا فَهُوَ
عَبْدُهُ (وَالصَّبْرَ يُصَيِّرُ الْعَبِيدَ مُلُوكًا) لِأَنَّ الْعَبْدَ
بِصَبْرِهِ يَنَالُ مَا يُرِيدُ (أَلَا تَرَى) أَيْ أَلَا يَصِلُ عِلْمُكَ (إِلَى)
قِصَّةِ سَيِّدِنَا الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ
الْكَرِيمِ (يُوسُفَ) الصِّدِّيقِ ابْنِ يَعْقُوبَ الصَّبُورِ ابْنِ إِسْحَاقَ
الْحَلِيمِ ابْنِ إِبْرَاهِيمَ الْخَلِيلِ الْأَوَّاهِ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ
(وَزُلَيْخَا ؟) فَإِنَّهَا أَحَبَّتْ سَيِّدَنَا يُوسُفَ نِهَايَةَ الْحُبِّ
وَهُوَ يَصْبِرُ عَلَى مَكْرِهَا وَأَذِيَّتِهَا
“Sesungguhnya
syahwat itu dapat menurunkan derajat seorang raja menjadi seorang budak. Dan kesabaran itu dapat mengangkat derajat seorang
pembantu menjadi raja. Tidak anda mengetahui kish Yusuf dan Zulaikha”.
Syahwat
adalah keinginan dan kecintaan, padahal orang yang cinta terhadap sesuatu itu
akan menjadi budak apa yang dicintainya itu, sedangkan kesabaran itu adalah
ketabahan yang dengan kesabarannya itu seseorang akan dapat mencapai apa yang
dicita-citakannya.
Dalam
kisahnya, Zulaikha adalah seorang permaisuri raja tertarik kepada Sayyidina
Yusuf seorang pembantu, tapi dengan penuh kesabaran Yusuf dapat mengatasi
segala bujuk raya dan tipu muslihat Zulaikha. Dan pada akhirnya Yusuf yang
semula hanya seorang pembantu itupun dapat menjadi raja.